Jumat, 16 Mei 2008

Subsidi BBM : Lambat laun harus hapus !

Wacana pro dan kontra kenaikan harga BBM tengah berkecamuk di tengah masyarakat. Sebagian besar mengenai keberatan masyarakat terhadap rencana Pemerintah untuk menaikkan harga BBM secara maksimal sebanyak 30 persen menjelang tanggal 1 Juni 2008. Padahal Pemerintah sendiri belum memutuskan seberapa besar kenaikan tersebu.

Kiranya masih banyak misinformasi yang beredar terkait subsidi BBM ini. Bahkan dipertanyakan pengertian subsidi itu sendiri. Tidak lain dari Pak Kwik Kian Gie, mantan Ketua BAPPENAS dan Menko Perekonomian, turut menyatakan bahwa istilah subsidi adalah suatu pembohongan. Kalau begitu Pak KKG pernah ikut membohongi rakyat !

Pemerintah berpendapat, kalau BBM dijual dengan harga di bawah harga internasional maka hal itu berarti harus disediakan subsidi dalam APBN. Dalam pelaksanaannya, menurut APBN harga internasional adalah harga yang diasumsikan oleh Pemerintah bersama DPR ketika APBN disahkan. Dalam APBN-P 2008 harga tersebut $ 95/bbl. Padahal harga bensin premium "subsidi" saat ini adalah Rp. 4500/liter, atau setara dengan hitungan atas dasar harga minyak mentah sekitar $ 60/bbl dan kurs $ sebesar Rp. 9200/$. Jadi APBN benar: ada subsidi untuk bensin premium. Terlebih lagi saat ini harga minyak internasional sudah menembus $ 120/bbl.

KKG mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia masih untung dari pengelolaan penyediaan dan konsumsi BBM. Karena penerimaan negara masih lebih tinggi ketimbang pengeluaran dari sektor minyak. Lalu katanya sebaiknya harga BBM tak perlu dinaikkan karena kasihan rakyat yang kurang mampu, nanti bakal terpukul lagi.

Di sini KKG melakukan pembodohan masyarakat, demi kepentingan politik. Saat ini perekonomian Indonesia paling tidak sudah pulih kembali seperti keadaan sebelum kenaikan BBM tahun 2005. Jadi sudah siap untuk menerima kenaikan harga BBM. Tetapi tentunya tidak sepertyi kenaikan tahun 2005 yang dilakukan dua kali hingga melebihi 150 persen.
Terlepas benar atau tidaknya hitungan KKG mengenai kita belum rugi, kenyataan yang terjadi adalah bahwa kalau harga terlalu rendah maka konsumen cenderung berlaku boros. Berarti konsumsi BBM bakal naik, berarti pula cadangan minyak kita bakal cepat habis. Suatu saat nanti kita bakal rugi, tidak untung lagi. Lalu kita akan mengonsumsi batubara ?

Berhubung dengan hal-hal itu maka MPEL menerbitkan press release untuk menawarkan sebuah pemecahan terhadap maalah pelik ini. Berikut ini adalah naskah press release yang dimaksud.

1 komentar:

infogue mengatakan...

artikel di blog ini bagus dan berguna bagi pembaca di seluruh Indonesia.anda bisa lebih mempromosikan artikel anda di Infogue.com dan jadikan artikel anda topik yang terbaik bagi para pembaca.telah tersedia plugin/widget.kirim artikel dan vote yang terintegrasi dengan instalasi mudah dan singkat.salam blogger!!!

http://politik.infogue.com/
http://politik.infogue.com/subsidi_bbm_lambat_laun_harus_hapus